Transisi Maba Se-Indonesia
Selama aku hidup, 6 bulan ini adalah 6 bulan teraneh dalam hidupku.
Aku tuh baru sadar pentingnya sabun ya karena pas itu lagi di kampus trus main kartu gitu kan cangkruk seperti biasa di hari Jumat yang cerah, lalu dua temanku pamit gitu tiba-tiba. Cewek-cewek, sih. Katanya mau belanja.
Dan di otakku belanja kan shopping gitu ya jadi kan luambeku otomatis nyaut IKUT gitu APALAGI ITU CEWEK YANG NGOMONG (((seksis sebentar gpp))), dan aku udah terbayang GC yang mehong-mehong isinya tapi tetap nyaman di hati, atau TP dengan AC-nya yang kayak gak dingin karena kebanyakan manusianya--- ya pokoknya udah terbayang mall lah dan ternyata tuh mereka mau belanja bulanan di Sarinah. Eh Sakinah. Mawardah warrahmah. Mbolah apa itu namanya sorry anya junor kampong gatau kayak gituan:(
Aku bingung. Aku nggak tau apa yang aku rasain. Pertama, aku luar biasa bahagia, no doubt, aku diterima di jurusan yang aku pengen sejak SD dan TERNYATA ekspektasiku bener-bener... rendah. Semua yang aku terima di Ilmu Komunikasi Unair itu jauh lebih keren dari yang aku bayangin. Semua aspek! Temen-temennya, kakak tingkatnya, gedung dan lingkungannya, dosennya, MATKULNYA HAHAHAH, dan HIMA-nya juga, aduh, yaallah, aku sayang. Aku sampe ngerasa gak berhak keterima di sini (gak tahajud gak dhuha tapi keterima di surga dunia, fuucckk!)
(OKE PAUSE. BTW..... PASTI ADA YANG TERSINGGUNG SAMA KALIMAT BARUSAN, TAPI SORRY LAGI GAK PENGEN BAHAS AGAMA SEKARANG HEHE) (INTINYA AKU NGERASA EFFORT DAN DOAKU GAK SEGITU BESARNYA, TAPI TERNYATA TAKDIRKU YA DI SINI) (I'M SUPER LUCKY)
nAH OKE. Lanjut ya. Aku bahagia buwanget. Oke. Lalu masalahnya apa, Junor?
Ehem. Sesuai judul. Masalahnya adalah transisinya. TRAN-SI-SI.
T R A N S I S I.
TRANSISI MABA SE-INDONESIA.
(Atau se-Tenggilis Mejoyo aja mungkin ya)
Transisi apa?
transisi/tran·si·si/ n peralihan dari keadaan (tempat, tindakan, dan sebagainya) pada yang lain: masa -- , masa peralihan; masa pancaroba: pada masa -- , pada umumnya keadaan belum stabil
Masa peralihan, gengs. Peralihan dari YOUNG-DUMB-BROKE HIGH SCHOOL KIDS jadi:
1. Not-so-young, sudah dianggep orang dewasa karena punya KTP dan KTM dan tiket pesawat dengan kategori adult dan masuk legal age jadi boleh melakukan banyak hal, seperti nonton bokep atau konsultasi ke psikiater tanpa sepengetahuan orang tua.
Tapi nggak sepenuhnya old karena... ya what else can we do selain belajar dan cangkruk bro... i mean, kerja apa sih yang gak butuh ijazah S1????? Hehe. Oke banyak. Supir angkot. Tukang sablon. Penjaga kebun binatang. Atau jadi yang jaga di refleksi mall-mall gitu juga bisa. TAPI KENAPA KITA GA KERJA JADI YANG JAGA DI PIJET REFLEKSI??????
kARENA
(Mohon pengertiannya, dalam tulisan ini saya menyebutkan beberapa jenis pekerjaan TANPA NIAT MERENDAHKAN jenis pekerjaan apapun. Saya paham setiap orang memiliki perannya masing-masing dalam masyarakat dan setiap profesi tetap butuh profesionalitas. Semua orang spesial. Dalam tulisan ini saya hanya memberi perbandingan.)
(Mohon pengertiannya, dalam tulisan ini saya menyebutkan beberapa jenis pekerjaan TANPA NIAT MERENDAHKAN jenis pekerjaan apapun. Saya paham setiap orang memiliki perannya masing-masing dalam masyarakat dan setiap profesi tetap butuh profesionalitas. Semua orang spesial. Dalam tulisan ini saya hanya memberi perbandingan.)
2. YEPPP, WE'RE NOT DUMB! Tidak dumb lagi, at least. Pernah dumb. Sekarang, kita udah masuk kategori mahasiswa ya, MAHA, because we're at a top level and not many has the chance to study like we do. Kalian semua harus sadar. Aku yakin banget sebagian besar dari kalian adalah kaumku, okey, kaum orang males + bego yang menduduki bangku belakang, tuh ya udah males bego pula, yang kerjanya kalo nggak nge-game, ngupil, ngelamun, ya ngelamunin game sambil ngupil. Dan tidur sih. Dan headsetan, atau mungkin gangguin bangku depan yang serius.
Oh iya ada juga kaum bangku kosong karena mereka bolos terus hehehehe......... okeeeiiiii tidak lucuuuu mari kita skip.
Jadi... ayolah. Keadaan udah beda. Sekarang ga ada 'pembenaran' kalo dapet nilai jelek karena di kuliah gaada matkul olahraga. Aku ga bisa dibilang bego karena ga ada matkul fisika lintas minat. Most importantly: aku ga punya alesan untuk males belajar karena semua matkul yang aku pelajarin adalah pilihanku sendiri. Kalo aku males kuliah, itu malah bikin aku goblok pindo. (Double-dumb, maksud saya). Wong aku lho dengan sadar mengimpikan masuk Unair, dan sekarang setelah keterima di sini, DI JURUSAN YANG AKU PENGEN, masa aku bakal ngeluh sama matkulnya sih?!?!?!
(Aku udah ngeluh sama matkul sih hehe. Matkul agama islam dan kewarganegaraan. Bye.)
Intinya kamu dulu bisa protes ga kuat sama sistem pendidikan, tapi sekarang ya, kamu tuh, daftar, dengan sadar, ke kuliah, untuk belajar, untuk diporotin waktunya, dan kalo kamu masih protes then i'm sorry dude!!!! We cant be friends. (But i could be your psychiatrist tho. Or if you'd prefer to call me a motivator because i sorta like to motivate people who wants to die... i SLAP THEM HARD AND NOW THEY WANT (((ME))) DEAD but that's okay cause, still, mission accomplished, bitch.)
Oh yeah i forgot to mention, the reason i called my whole generation a not-so-dumb gang is because here i found soooooooOOOOOOOooooooooo many talented people that just made me fucking SHRINK and kagum juga sih... dan bangga karena WOW INI TEMAN-TEMAN SAYA! Fotografer, videografer, penulis skrip, sutradara, model, MC, buwanyak lah pokoknya. Gausah masuk Ilkom lah, ya, gengs. Bikin minder.
Nah. Ini nih maksudku. Orang-orang yang aku temui di sekitarku tuh udah bukan nyari kerjaan lagi. Nope. Bukan pekerjaan, tapi profesi. SHIT MADAFAKA iya mereka menekuni bidangnya, jadi seorang profesional, dan tinggal menunggu bola. Oke buat yang newbie masih harus njemput bola but still... ga bakal kerasa kayak kerja. Because they love what they do.
3. Now that--- makes them a not-so-broke generation. Biaya nyewa kos dan bayar UKT masih orang tua. Tapi that doesn't mean they don't start earning money themselves. I don't wan't to talk about my career in this post. Maybe soon. Let's focus on something greater.
Kita tuh lagi di masa tanggung. Kita ngga muda dan nggak tua. KITA, MAHASISWA BARU, adalah definisi dari remaja labil. Semua yang kita hadapi ini antara A dan B. Duh. Dan aku ngerasain ini saat udah ketemu jati diri. Ngga tau deh sama yang belom. Mwatek. APALAGI YANG RANTAU. I just dont know what i'd do in your position, guys:(
Nih ya aku ga bisa ngukur betapa kuatnya anak rantau. Aku ga bisa bayangin pulang ke suatu tempat, buka pager, copot sepatu dan nggak ngeliat sepatunya adek-adekku yang GAK PERNAH ditaruh di rak sepatu. Aku setiap pulang ngampus selalu buka tudung saji, therefore aku ga bisa bayangin jadi kalian yang makanannya mesti beli di nasi goreng gerobak setiap hari:") sumpah definisi kuat itu kalian!!!!:( DAN AKU KALO JADI KALIAN PALING SETIAP MALEM NELFON MAMAKU DEH. Aku bener-bener salut sama kalian yang bisa bertahan. Mulai paham juga sih kenapa anak kosan seneng buwanget kalo diajak cangkruk:"))) hehe lafyu.
So by the way... sebenernya awal mula aku bikin post ini tuh emang mau mbahas tentang anak rantau. Tentang mereka. Sumpah. Tapi i got carried away as always hehe muup.
Ada apa dengan anak rantau?
Ya gampang sih.
(SALAH. GAK GAMPANG COK. SUSAH.)
OKE BUKAN GAMPANG. SIMPLE MAKSUD SAYA.
Simple aja sih.
Ya mereka yang transisinya paling dahsyat...
Okay so this would definitely be an appreciation post for my rantau peeps... Jadi jangan geer, ya, kalian yang di sekitar saya. Ini bukan tentang seseorang secara spesifik, tapi tentang seluruh anak rantau di Indonesia. Aku emang selalu kagum sih. Ya maaf kan anya junor kepo dan suka tanya-tanya ke anak rantau hal-hal goblok dan gak penting sebenernya but I COULDN'T HELP NOT ASKING KARENA AKU GA BISA BAYANGIN.
Gini lho. Hal sederhana. Hal yang aku lakukan setiap hari tapi gak pernah di tempat yang berjarak 90 kilometer dari rumah. Bukan cuma nanya, kosannya kamar mandi dalem apa luar. Tapi nanya kayak... "kamu kalo mandi, sikat giginya ditinggal di kamar mandi, atau dibawa ke kamar?"
I MEAN COME ON itu kamar mandi bersama. Aku ga pernah sharing ruangan sepenting itu bagiku selain sama ortu dan sodara-sodaraku. Di sana aku ga cuma mandi. Aku bersemedi. Aku audisi Indonesian Idol. Aku mencapai 2048 sambil pup. Aku nangis. Aku bikin puisi. AYOLAH, KAMAR MANDI ITU RUANG PERSONAL.
Oke lupakan tentang kamar mandi. Hal lain deh. Kayak belanja. Aku seumur hidup ga pernah belanja yang belanja sepenuhnya untuk aku. Ya kecuali baju atau alat tulis gitu yang aku beli sendiri. Kalo hal-hal kecil yang sebenernya penting?????? Gimana? Seperti sabun. (Gila aku bahas kamar mandi lagi wkwkwk GOBLOKNYA JUNOR.)
oKE. Aku ga pernah masuk toko untuk beli sabun, tanpa disuruh. Dan bahkan aku ga pernah disuruh beli sabun. Hehe. Aku cuma ikut belanja, lalu mamaku beli sabun. Anda bisa hidup tanpa sabun? Anda bisa bayangkan? Hidup tanpa sabun mandi? Shampo? Sabun cuci piring? Sabun cuci baju? Pewangi? Sabun pel? Sabun pembersih kaca? Sabun cuci muka? Cleanser? Tonic? Hah???? Anda bisa gak?????????
Well technically bisa. Anda bakal tetap hidup sih but "ANYONE WITH A SANE MIND WOULD ALWAYS REMEMBER THE IMPORTANCE OF SOAP. AND WOULD USE THEM. DAILY. AND SEE THE ESSENTIAL MEANING OF BEING CLEAN." ---kata orang yang jarang mandi.
(Iya aku jarang mandi, ask my friends.) (Biarin. GO HATE ME.) Its just that... My skin is just too fragile and i really cant stand the cold and i always come home late, meaning, i'd have to shower at night and GIMANA KALO SAYA REMATIK jadi yaudah i came to the conclusion about how productive/artistic people tend to leave their body as it is, and don't debate me because i have numbers of reasons like:
(Iya aku jarang mandi, ask my friends.) (Biarin. GO HATE ME.) Its just that... My skin is just too fragile and i really cant stand the cold and i always come home late, meaning, i'd have to shower at night and GIMANA KALO SAYA REMATIK jadi yaudah i came to the conclusion about how productive/artistic people tend to leave their body as it is, and don't debate me because i have numbers of reasons like:
- No time;
- Again ya FRAGILE BONES, and;
- Jika mandi adalah untuk kepentingan dan kepuasan tersendiri maka untuk apa kita mandi kalo begini adanya kita pun oke-oke aja???? OKE NAMBAH LAGI;
- Mandi adalah bentuk apresiasi terhadap orang yang akan kita temui. So guys, kalo aku mandi dan KERAMAS kalo akan ketemu kalian then there is a chance that i am in love with you, or i honor you very much. Kesimpulan: kalo gak ketemu orang gausah mandi.
Gambar 1.1 Ketidakpedulian saya.
Aku tuh baru sadar pentingnya sabun ya karena pas itu lagi di kampus trus main kartu gitu kan cangkruk seperti biasa di hari Jumat yang cerah, lalu dua temanku pamit gitu tiba-tiba. Cewek-cewek, sih. Katanya mau belanja.
Dan di otakku belanja kan shopping gitu ya jadi kan luambeku otomatis nyaut IKUT gitu APALAGI ITU CEWEK YANG NGOMONG (((seksis sebentar gpp))), dan aku udah terbayang GC yang mehong-mehong isinya tapi tetap nyaman di hati, atau TP dengan AC-nya yang kayak gak dingin karena kebanyakan manusianya--- ya pokoknya udah terbayang mall lah dan ternyata tuh mereka mau belanja bulanan di Sarinah. Eh Sakinah. Mawardah warrahmah. Mbolah apa itu namanya sorry anya junor kampong gatau kayak gituan:(
Aku tanya mau beli apa. Mereka jawab belanja bulanan. B U L A N A N. BULANAN COOKKK GIMANA CARANYA KAMU TAHU APA KEBUTUHANMU SEBULAN KE DEPAN? AKU AJA GATAU BARANG APA YANG KURANG DARI TEMPAT PENSILKU. FUCK. Itu pasti membutuhkan intelejensi yang sangat tinggi. Aku semakin kagum sama anak kosan yang memiliki kemampuan meramal setingkat dukun berakkk. Apaan lagi dukun berak:"((( ini kalian pasti bacanya dengan nada emosional khas anya junor hehe IKUT AJA BACANYA DUKUN BERAK haduh beranak maksud gueeee gatau aku gimana cara mendeskripsikan kasta tinggi kalian.
DUH tanganku berkeringat ngomongin temen sendiri. Ini pasti dua anak itu lagi ceduten. Tau ceduten gak? Apa ya bahasa Indonesianya ceduten. Gatau. Coba di google. Gitulah pokoknya. Aku semangat pek ini sumpah kecepatan mengetikku 30 kata/sec HAHAHAHAHAHAHNJENKKK NGUWAWUR oke 29 kata/sec.
Kembali ke VAIO hijau.
Aku dulu pernah nanya sih ke salah satu temenku, "kamu ngerasa aneh gak sih? Kamu kangen temen-temenmu pasti, kan?" Dia anak rantau, aku orang lokal, dan aku yang malah kangen sama temen-temenku???? Padahal ya!!!! Dude beruntunglah aku SMA-nya sekolah bagus gitu dan BERUNTUNGLAH AKU, beruntung buuwwanget ada pemenuhan pagu dan bisa keterima di univ terbagus di kota.... hehe bye ITS duduududuu but anyway intinya aku beruntung karena temen-temenku ya kuliahnya di sekitarku juga. DAN AKU YA NGELIAT TEMEN-TEMEN SMA-KU TIAP HARI WKWKWK.
Dia bilang, "ya kangen lah," tapi mukanya tuh biasa aja gitu lho:") sedangkan aku yang duduk bersila di lantai, persis di sebelah dia, gelisah sendiri!!! BINGUNG sumpah aku juga ga pernah resah kayak gitu. Alay sih. Tapi pada saat itu aku mentolo nangis karena transisi dari siswa jadi mahasiswa ini lho... aku ngerasa bersalah karena merasa nyaman.
Bingung yo? Gini aja wes.
Sahabatku kuliah di Bali. Dia pernah cerita ke aku kalo dia takut nyaman di Bali. Dia takut gamau pulang saat udah waktunya pulang. Aku ngerti sih... dia takut setia sama orang-orang yang secara ga langsung 'jauh' dari dia.
Ya secara jarak itu kan ga main-main. Seandainya jarak tiada berarti, akan kuarungi ruang dan waktu dalam sekejap saja. Gausa nyanyi. Soalnya mau kamu sedeket apapun sama seseorang ya, kalo timezonenya dia WITA, ya itungannya kalian tetep jauh. Gimana-gimana, rumahnya dia ya bukan rumahnya temennya. Ya bisa sih saling mengunjungi kalo liburan, tapi ayolah???
OKE, EMANG PERTEMANAN TANPA TATAP MUKA ITU ADA. Dan sudah terjadi di sekitar kita. Tapi aku mikirnya gini sih... internet-pals mu kan nyaman dengan dirimu yang kamu tunjukkin via media sosial. Sedangkan temen-temen kuliahmu nyaman dengan wujudmu, posturmu yang masuk ke kelas telat, suaramu kalo lagi debat di kelas, atau bahkan cara kamu makan dengan tata krama yang tinggi. Intinya itu dua situasi yang berbeda, dua topeng yang berbeda.
Dan btw gak papa lho punya topeng. Menurutku semua orang punya topeng. Jadi kalo kamu bilang seseorang itu muka dua, SUMPAH, BAGIKU ITU PUJIAN. Dia muka dua. Mukanya cuma dua. Lah orang lain lho mukanya banyak. Banyaakk. Dua itu udah pencapaian. Hanya orang yang bener-bener penyayang yang mukanya cuma dua. Hehe. #DontListenToJunor.
Logis ga sih? Entahlah. Aku masih muda. Aku beneran baru masuk kuliah. Aku nggak tahu apa-apa tentang dunia ini, tapi pandanganku sejauh ini tentang sistem pertemanan di dunia perkuliahan.... ya gini.
Aku dari kecil tinggal di Surabaya. Kehidupanku tuh mengakar di sini. Sudut-sudut jalanan itu nyimpen memori. Ke mall itu pasti ga sengaja ketemu orang yang aku kenal. Bahasa, budaya, dan stereotip orang Surabaya itu aku hayati banget-bangetan. Aku sayang, dan aku bangga sama kotaku.
Ini emang lebay dan subjektif banget, tapi coba kamu ambil 5 detik, berenti baca tulisan ini dan liat ke belakang.
Ada lemari ya?
GUYON WKWK. Maksudnya liat masa lalumu. Menurutku orang seusiaku udah bisa nentuin ya loyalitasnya itu untuk siapa. Terserah. Aku ngeliat sekitarku juga sih. Ada yang primordialis banget, dikit-dikit nyinggung daerahnya. Ada yang nunjukkin pake perbuatan, dengan cara lebih prefer Go-Jek daripada Grab karena Go-Jek adalah aplikasi lokal HAHAHAHHAH. Ya gitu lah maksudku.
Ada yang ga bangga-bangga banget sama asal kotanya karena banyak kenangan pahit. Keluarga? Atau dia pernah di bully mungkin? Hmmmm ada banget ini. Nah ini baru muncul peluang untuk pindah kota dan meninggalkan daerah asalnya selamanya. (Biasanya dengan menikah sih HAHAHAH). But no problem. Whatever makes you happy. Pokoknya jangan lupa untuk selalu dengerin apa kata hatimu. Ga nyaman? TINGGAL.
Ada juga sih, yang pindah-pindah terus hidupnya. Udah 4 kota sejauh ini, dan itu nggak dalam jangka waktu yang sebentar. Temenku yang ini lucu sumpah. Dia loyalitasnya ke semua kota itu. Ga ada yang favorit. Semua punya keunggulan masing-masing. Hebat banget sih kalo menurutku, bisa adaptasi ke 4 budaya yang berbeda. GILA.
GILA DIA PASTI BACA INI GEER SENDIRI.
So anyway aku ngeliat berbagai macam orang, berbagai macam geng, berbagai macam pasangan, dan aku sering bingung karena aku ga yakin. "Gimana cara aku temenan sama orang ini? Kenapa ini pacaran sama itu??? Gimana cara terbentuknya geng cewek-cewek cantik????? Ada satu orang yang merasa cantik lalu mendatangi orang cantik lainnya untuk berkenalan dan membuat sebuah hubungan persahabatan???????????" DISCLAIMER. AKU BACA DI TWITTER WKWKWKK LUCU GA SIH SUMPAH AKU KETAWA KARENA BENER JG YA NIH ORANG. GIMANA YA.
Ada yang bilang pertemanan itu cuma soal waktu aja. Kamu temenan sama Fulan ya karena waktunya aja. Ntar pas kerja ya temenmu juga ganti, jadi Bunga. Ada juga yang bilang kalo itu tergantung kebutuhan sih. Bukannya pilih-pilih temen lho, maksudnya, kamu akan mendatangi Bunga ketika kamu mau tanya-tanya tentang dunia flora. Atau Fulan akan sering ngobrol sama kamu karena kamu rajin dan dia suka sama catetanmu. Semua sesuai konteks. Kalo di Ilmu Komunikasi namanya FoR atau Frame of Reference hehehe sebuah kesamaan referensi di antara kalian. Something you guys have in common. Something that connects you.
Nah. Kesimpulannya kan kalo dia udah ga butuh, ya dia ga dateng ke kamu lagi. Atau dia dateng ke kamu cuma sekedar keep in touch aja. Manusia kayak gini bertebaran dimana-mana, dan kamu adalah salah satunya. Cara untuk bersosialisasi itu banyak banget--- cara berkenalan, tips-tips menjaga hubungan, saaammpe strategi basa-basi. Dan melalui post ini aku menghimbau kalian untuk jadi orang yang... ceria. Udah cukup sih. Pada dasarnya itu. Hehe. Supaya orang-orang nyaman menjadi teman kalian.
Pasti semua tau quote, "people come and go." Kalo ga pernah denger, berarti pernah baca. Hehe. Ga lucu junooo000rrr
Anyway aku pribadi setuju sih sama quote itu, tapi ga semua orang akan pergi. Ini entah udah berapa kali ya aku dipesenin sama mamaku. Jangan jadi orang yang terlalu baik. Dalam suatu hubungan, hampir pasti ada yang dominan. Kalo ada seseorang yang mendominasi kamu, manfaatin kamu, gausa benci-benci amat. Gimana-gimana mereka tetep temen. Secara ga sadar, semua juga pernah kok memanfaatkan orang, sekecil apapun, and thats normal. Nah itu namanya temen, gengs, beda lagi kalo sahabat. Ini yang kalo kata orang, cuma sahabat yang punya lisensi untuk manfaatin kamu dan menghina kamu sepuasnya:-)
Sahabat itu beda ya sama temen, jangan dimasukin konteks tulisan ini:( anggep namanya Setyo. Setyo yang udah kamu anggep sodara sendiri nih bakal jadi sahabatmu terus meskipun dia kerja di Atlantis nanti. (Yes bitch, Atlantis exists.) Nah 'teman' yang aku maksudkan di sini adalah teman-teman yang kenal dan berteman denganmu karena faktor tempat. Yap, yang aku maksud adalah teman sekelas, teman organisasi, teman kerja,
Yang bikin aku galau, adalah proses adaptasi yang ternyata lebih aneh dari yang kubayangkan.
Keluar dari SMA, kita bawa hubungan persahabatan dengan beberapa orang. Kalo dia sekampus sama kita, beruntung banget sumpahhh. Sefakultas? WOW GILA KAMU DISAYANG DEWA. Tapi kalo sahabatmu kuliah di Malang, gimana? Untungnya sahabatku ga cuma satu (masih ada yang bisa ditemuin kalo waktu senggang), jadi aku ga terlalu tersesat.
Tapi most of the time, aku sama siapa? Aku cangkruk sama anak-anak kuliah. Cangkruk = nongkrong btw. Nah anehnya tuh di sini. Sebagai orang ekstrovert yang gampang adaptasi, aku overwhelmed banget sama suasana di Ilkom. Aku nyaman. Aku suka sama anak-anaknya. Pagi sampe maghrib aku sama mereka, setiap hari. Efek jadwal kuliah juga sih. Ngerjain tugas, rapat, cari makan ya sama orang-orang ga punya rumah ini. BAHKAN SAAT AKU SEDANG MENIKMATI HARI YANG INDAH TANPA MEREKA, MEREKA NYAMPERIN KE RUMAH BOOKKK. Minta makan as always. Tapi gak papa, karena aku sayang mereka.
The thing is, yang biasanya ke rumahku adalah temen-temen SMA. Aku kadang ngerasa kayak, apa aku mencurangi temen-temen lamaku? Apa temen-temen baruku melangkahi mereka? EMANG FREAK BANGET PUNYA PIKIRAN KAYAK GINI. YOU SHOULD KNOW AKU TUH SENSITIF MASALAH GINIAN:") Aku gamau menjauh dari temen-temenku. Sungkan gitu lah istilahnya.
Anehnya di sini: aku semakin 'jauh' sama orang-orang yang deket, dan di sisi lain aku semakin 'dekat' sama orang-orang yang sebenernya jauh.
GILA BUAT NULIS SATU KALIMAT ITU PROLOGNYA PUWANJANG BANGET.
Aku kadang lagi asik cangkruk, main kartu gitu, bisa tiba-tiba sedih karena sadar kalo, "halah. Empat tahun lagi dia pulang ke Bogor. Dia ke Lamongan. Dia ke Semarang. Trus orang-orang ini ke Jakarta. Satu geng ini ke Bekasi. Dua cewek ini balik Jombang. INI MALAH ACEH AHAHAH WADOH." (wadoh = jauh banget).
Aslinya asik ya, multikultural gitu WKWKWK cuma sedih aja aku:")) bener kata temenku tadi. Takut terlalu nyaman. Sumpah ini ketakutan tidak berdasar. I admit i'm a freak!!!!! Bukan berarti aku ga bisa ngeliat sisi baiknya, lho. Aku seneng punya temen seantero Indonesia. Tapi di balik itu semua aku takut terlalu bahagia dan ga mau pisah hahahahahhah. Emang alay banget aku. Masa liburan taun baru kemaren aja aku halal bi halal sama orang-orang ini. TRUS YANG LAIN IKUTAN SAMPE PELUK-PELUK DAN CIPIKA-CIPIKI MAU BERPISAH GITUUUU HAHAHAHAH i love them so much.
Ga bayangin jadi anak rantau. Semua yang dia kenal selama kuliah ini, semua nama teman, nama jalan, nama nasi goreng enak, nama mall, DAN BAHASA, bakal dia tinggalin suatu saat. Ya allah you guys rock.
I think everything has a meaning, just like everybody would mean something to you someday. Aku senang punya banyak sahabat, yang lokal dan yang impor dari barat. Jawa Barat hehe. Dan lain-lain. Nanti temennya Anya Junor bakal tersebar di seluruh pulau dan aku akan merasa aman kemanapun aku berada, dan aku akan menjadi orang yang bahagia dan pandai bersyukur.
Dan semua teman-temanku, mereka akan sukses dan mencintai pekerjaannya. Semuanya akan jadi profesional. Macem-macem. Fotografer, sutradara, pelukis, penyanyi, model, atau bahkan pemilik bisnis kue yang memanfaatkan nama daerah supaya dianggap oleh-oleh, dan nama artis supaya eksis. Semuanya kaya, punya keluarga bahagia dan anaknya lucu-lucu. Semoga salah satu dari temanku bisa jadi artis. Saya pengen tau rasanya punya temen artis, tapi kita temenan sama dia bukan karena panjat sosial. Tapi karena dia pernah jadi temen sekelompok kita di matkul Filsafat. Hehehe.
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca prasasti ini:-) silahkan berkedip beberapa kali untuk mengistirahatkan mata Anda.
Jangan lupa makan manis ya, semua. Dan jangan lupa masukin roti ke kulkas kalo sudah lewat masa expired. Masih bisa dimakan, kok, tapi masukin kulkas okey.
Love you, peeps. And have a merry new year!
Dia bilang, "ya kangen lah," tapi mukanya tuh biasa aja gitu lho:") sedangkan aku yang duduk bersila di lantai, persis di sebelah dia, gelisah sendiri!!! BINGUNG sumpah aku juga ga pernah resah kayak gitu. Alay sih. Tapi pada saat itu aku mentolo nangis karena transisi dari siswa jadi mahasiswa ini lho... aku ngerasa bersalah karena merasa nyaman.
Bingung yo? Gini aja wes.
Sahabatku kuliah di Bali. Dia pernah cerita ke aku kalo dia takut nyaman di Bali. Dia takut gamau pulang saat udah waktunya pulang. Aku ngerti sih... dia takut setia sama orang-orang yang secara ga langsung 'jauh' dari dia.
Ya secara jarak itu kan ga main-main. Seandainya jarak tiada berarti, akan kuarungi ruang dan waktu dalam sekejap saja. Gausa nyanyi. Soalnya mau kamu sedeket apapun sama seseorang ya, kalo timezonenya dia WITA, ya itungannya kalian tetep jauh. Gimana-gimana, rumahnya dia ya bukan rumahnya temennya. Ya bisa sih saling mengunjungi kalo liburan, tapi ayolah???
OKE, EMANG PERTEMANAN TANPA TATAP MUKA ITU ADA. Dan sudah terjadi di sekitar kita. Tapi aku mikirnya gini sih... internet-pals mu kan nyaman dengan dirimu yang kamu tunjukkin via media sosial. Sedangkan temen-temen kuliahmu nyaman dengan wujudmu, posturmu yang masuk ke kelas telat, suaramu kalo lagi debat di kelas, atau bahkan cara kamu makan dengan tata krama yang tinggi. Intinya itu dua situasi yang berbeda, dua topeng yang berbeda.
Dan btw gak papa lho punya topeng. Menurutku semua orang punya topeng. Jadi kalo kamu bilang seseorang itu muka dua, SUMPAH, BAGIKU ITU PUJIAN. Dia muka dua. Mukanya cuma dua. Lah orang lain lho mukanya banyak. Banyaakk. Dua itu udah pencapaian. Hanya orang yang bener-bener penyayang yang mukanya cuma dua. Hehe. #DontListenToJunor.
Logis ga sih? Entahlah. Aku masih muda. Aku beneran baru masuk kuliah. Aku nggak tahu apa-apa tentang dunia ini, tapi pandanganku sejauh ini tentang sistem pertemanan di dunia perkuliahan.... ya gini.
Aku dari kecil tinggal di Surabaya. Kehidupanku tuh mengakar di sini. Sudut-sudut jalanan itu nyimpen memori. Ke mall itu pasti ga sengaja ketemu orang yang aku kenal. Bahasa, budaya, dan stereotip orang Surabaya itu aku hayati banget-bangetan. Aku sayang, dan aku bangga sama kotaku.
Ini emang lebay dan subjektif banget, tapi coba kamu ambil 5 detik, berenti baca tulisan ini dan liat ke belakang.
Ada lemari ya?
GUYON WKWK. Maksudnya liat masa lalumu. Menurutku orang seusiaku udah bisa nentuin ya loyalitasnya itu untuk siapa. Terserah. Aku ngeliat sekitarku juga sih. Ada yang primordialis banget, dikit-dikit nyinggung daerahnya. Ada yang nunjukkin pake perbuatan, dengan cara lebih prefer Go-Jek daripada Grab karena Go-Jek adalah aplikasi lokal HAHAHAHHAH. Ya gitu lah maksudku.
Ada yang ga bangga-bangga banget sama asal kotanya karena banyak kenangan pahit. Keluarga? Atau dia pernah di bully mungkin? Hmmmm ada banget ini. Nah ini baru muncul peluang untuk pindah kota dan meninggalkan daerah asalnya selamanya. (Biasanya dengan menikah sih HAHAHAH). But no problem. Whatever makes you happy. Pokoknya jangan lupa untuk selalu dengerin apa kata hatimu. Ga nyaman? TINGGAL.
Ada juga sih, yang pindah-pindah terus hidupnya. Udah 4 kota sejauh ini, dan itu nggak dalam jangka waktu yang sebentar. Temenku yang ini lucu sumpah. Dia loyalitasnya ke semua kota itu. Ga ada yang favorit. Semua punya keunggulan masing-masing. Hebat banget sih kalo menurutku, bisa adaptasi ke 4 budaya yang berbeda. GILA.
GILA DIA PASTI BACA INI GEER SENDIRI.
So anyway aku ngeliat berbagai macam orang, berbagai macam geng, berbagai macam pasangan, dan aku sering bingung karena aku ga yakin. "Gimana cara aku temenan sama orang ini? Kenapa ini pacaran sama itu??? Gimana cara terbentuknya geng cewek-cewek cantik????? Ada satu orang yang merasa cantik lalu mendatangi orang cantik lainnya untuk berkenalan dan membuat sebuah hubungan persahabatan???????????" DISCLAIMER. AKU BACA DI TWITTER WKWKWKK LUCU GA SIH SUMPAH AKU KETAWA KARENA BENER JG YA NIH ORANG. GIMANA YA.
Ada yang bilang pertemanan itu cuma soal waktu aja. Kamu temenan sama Fulan ya karena waktunya aja. Ntar pas kerja ya temenmu juga ganti, jadi Bunga. Ada juga yang bilang kalo itu tergantung kebutuhan sih. Bukannya pilih-pilih temen lho, maksudnya, kamu akan mendatangi Bunga ketika kamu mau tanya-tanya tentang dunia flora. Atau Fulan akan sering ngobrol sama kamu karena kamu rajin dan dia suka sama catetanmu. Semua sesuai konteks. Kalo di Ilmu Komunikasi namanya FoR atau Frame of Reference hehehe sebuah kesamaan referensi di antara kalian. Something you guys have in common. Something that connects you.
Nah. Kesimpulannya kan kalo dia udah ga butuh, ya dia ga dateng ke kamu lagi. Atau dia dateng ke kamu cuma sekedar keep in touch aja. Manusia kayak gini bertebaran dimana-mana, dan kamu adalah salah satunya. Cara untuk bersosialisasi itu banyak banget--- cara berkenalan, tips-tips menjaga hubungan, saaammpe strategi basa-basi. Dan melalui post ini aku menghimbau kalian untuk jadi orang yang... ceria. Udah cukup sih. Pada dasarnya itu. Hehe. Supaya orang-orang nyaman menjadi teman kalian.
Pasti semua tau quote, "people come and go." Kalo ga pernah denger, berarti pernah baca. Hehe. Ga lucu junooo000rrr
Anyway aku pribadi setuju sih sama quote itu, tapi ga semua orang akan pergi. Ini entah udah berapa kali ya aku dipesenin sama mamaku. Jangan jadi orang yang terlalu baik. Dalam suatu hubungan, hampir pasti ada yang dominan. Kalo ada seseorang yang mendominasi kamu, manfaatin kamu, gausa benci-benci amat. Gimana-gimana mereka tetep temen. Secara ga sadar, semua juga pernah kok memanfaatkan orang, sekecil apapun, and thats normal. Nah itu namanya temen, gengs, beda lagi kalo sahabat. Ini yang kalo kata orang, cuma sahabat yang punya lisensi untuk manfaatin kamu dan menghina kamu sepuasnya:-)
Sahabat itu beda ya sama temen, jangan dimasukin konteks tulisan ini:( anggep namanya Setyo. Setyo yang udah kamu anggep sodara sendiri nih bakal jadi sahabatmu terus meskipun dia kerja di Atlantis nanti. (Yes bitch, Atlantis exists.) Nah 'teman' yang aku maksudkan di sini adalah teman-teman yang kenal dan berteman denganmu karena faktor tempat. Yap, yang aku maksud adalah teman sekelas, teman organisasi, teman kerja,
Yang bikin aku galau, adalah proses adaptasi yang ternyata lebih aneh dari yang kubayangkan.
Keluar dari SMA, kita bawa hubungan persahabatan dengan beberapa orang. Kalo dia sekampus sama kita, beruntung banget sumpahhh. Sefakultas? WOW GILA KAMU DISAYANG DEWA. Tapi kalo sahabatmu kuliah di Malang, gimana? Untungnya sahabatku ga cuma satu (masih ada yang bisa ditemuin kalo waktu senggang), jadi aku ga terlalu tersesat.
Tapi most of the time, aku sama siapa? Aku cangkruk sama anak-anak kuliah. Cangkruk = nongkrong btw. Nah anehnya tuh di sini. Sebagai orang ekstrovert yang gampang adaptasi, aku overwhelmed banget sama suasana di Ilkom. Aku nyaman. Aku suka sama anak-anaknya. Pagi sampe maghrib aku sama mereka, setiap hari. Efek jadwal kuliah juga sih. Ngerjain tugas, rapat, cari makan ya sama orang-orang ga punya rumah ini. BAHKAN SAAT AKU SEDANG MENIKMATI HARI YANG INDAH TANPA MEREKA, MEREKA NYAMPERIN KE RUMAH BOOKKK. Minta makan as always. Tapi gak papa, karena aku sayang mereka.
The thing is, yang biasanya ke rumahku adalah temen-temen SMA. Aku kadang ngerasa kayak, apa aku mencurangi temen-temen lamaku? Apa temen-temen baruku melangkahi mereka? EMANG FREAK BANGET PUNYA PIKIRAN KAYAK GINI. YOU SHOULD KNOW AKU TUH SENSITIF MASALAH GINIAN:") Aku gamau menjauh dari temen-temenku. Sungkan gitu lah istilahnya.
Anehnya di sini: aku semakin 'jauh' sama orang-orang yang deket, dan di sisi lain aku semakin 'dekat' sama orang-orang yang sebenernya jauh.
GILA BUAT NULIS SATU KALIMAT ITU PROLOGNYA PUWANJANG BANGET.
Aku kadang lagi asik cangkruk, main kartu gitu, bisa tiba-tiba sedih karena sadar kalo, "halah. Empat tahun lagi dia pulang ke Bogor. Dia ke Lamongan. Dia ke Semarang. Trus orang-orang ini ke Jakarta. Satu geng ini ke Bekasi. Dua cewek ini balik Jombang. INI MALAH ACEH AHAHAH WADOH." (wadoh = jauh banget).
Aslinya asik ya, multikultural gitu WKWKWK cuma sedih aja aku:")) bener kata temenku tadi. Takut terlalu nyaman. Sumpah ini ketakutan tidak berdasar. I admit i'm a freak!!!!! Bukan berarti aku ga bisa ngeliat sisi baiknya, lho. Aku seneng punya temen seantero Indonesia. Tapi di balik itu semua aku takut terlalu bahagia dan ga mau pisah hahahahahhah. Emang alay banget aku. Masa liburan taun baru kemaren aja aku halal bi halal sama orang-orang ini. TRUS YANG LAIN IKUTAN SAMPE PELUK-PELUK DAN CIPIKA-CIPIKI MAU BERPISAH GITUUUU HAHAHAHAH i love them so much.
Ga bayangin jadi anak rantau. Semua yang dia kenal selama kuliah ini, semua nama teman, nama jalan, nama nasi goreng enak, nama mall, DAN BAHASA, bakal dia tinggalin suatu saat. Ya allah you guys rock.
I think everything has a meaning, just like everybody would mean something to you someday. Aku senang punya banyak sahabat, yang lokal dan yang impor dari barat. Jawa Barat hehe. Dan lain-lain. Nanti temennya Anya Junor bakal tersebar di seluruh pulau dan aku akan merasa aman kemanapun aku berada, dan aku akan menjadi orang yang bahagia dan pandai bersyukur.
Dan semua teman-temanku, mereka akan sukses dan mencintai pekerjaannya. Semuanya akan jadi profesional. Macem-macem. Fotografer, sutradara, pelukis, penyanyi, model, atau bahkan pemilik bisnis kue yang memanfaatkan nama daerah supaya dianggap oleh-oleh, dan nama artis supaya eksis. Semuanya kaya, punya keluarga bahagia dan anaknya lucu-lucu. Semoga salah satu dari temanku bisa jadi artis. Saya pengen tau rasanya punya temen artis, tapi kita temenan sama dia bukan karena panjat sosial. Tapi karena dia pernah jadi temen sekelompok kita di matkul Filsafat. Hehehe.
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca prasasti ini:-) silahkan berkedip beberapa kali untuk mengistirahatkan mata Anda.
Jangan lupa makan manis ya, semua. Dan jangan lupa masukin roti ke kulkas kalo sudah lewat masa expired. Masih bisa dimakan, kok, tapi masukin kulkas okey.
Love you, peeps. And have a merry new year!