HAHAHA!

HAHAHA! Hahaha artinya tertawa, dan caps lock digunakan untuk memper-alay. HAHAHA!


Bab 1
Lucu sekali saat kemarin Selasa, saat tengah hari dan waktunya siswa siswi untuk sholat dhuhur. Nur Sahila datang ke kelasku, berkata “Wahai teman, marilah kita laksanakan sholat berjamaah di aula!” (baca: He nyaaa ayo sholat!) atau mungkin juga diriku yang datang ke kelasnya dan berkata, “He hiiiil ayo sholat!” atau entahlah itu tidak penting. Kami pun turun ke lantai satu dan memasuki aula, kemudian meletakan mukenah kita. Lalu terjadi perdebatan, “He nggak di sini aja ta?”

“Enggak disini aja enak.”
“Nggak kena hujan ta? Mendung itu lho.”
“Oiya, yawes disini.”
“Loh disitu basah, tempat orang wudhu lewat.”
“Yaudah agak kesini, biar luas.”
“Ya nggak lah, disitu panas.”
“Leh, kena kipas itu lho!”
“Enggak, maksudku kena matahari.”
“Oalah, ya sama aja nggak kena. Majuan ae po’o.”
“Yawes, tapi agak sini.”
“Kenapa?”
“Ya nggak papa, aku suka.”
“Hah? Ah yawes yaweees cepetan ah.”
“Ya kamu itu!”
“Ya nggak lah, kamu ae rame sana sini.”
“Kamu nggak ta? Kamu juga kok yeee.”

Yaaah kemudian percakapannya berhenti karena bercerita tidak seperti yang sebenarnya terjadi itu tidak benar kan? Baiklah.

Bab 2
Lalu kami keatas untuk memberitahu anak-anak bahwa kita sudah ambil tempat. Hap, hap, hap, kami berjalan.

Aduuuh hap hap hap nya itu anggap aja efek suara, oke?

Lalu kami bertemu dengan Paquita dan Yuslina dan Indri, kemudian kami berbincang. Ha ha ha, kami tertawa.

Daaaan ha ha ha nya juga efek suara.

Lalu Yuslina mengajak Hila untuk makan bakso. Lalu aku dan Paquita dan Indri tetap dibawah. Tapi karena Yuslina dan Hila lama, kami pun menyusulnya. Kami naik tangga.

Aaaah males pake efek suara ah.

Lalu kita bertemu mereka, dan mereka lagi asik-asik makan sambil ngobrol! Dan semua orang tau bahwa makan sambil ngobrol itu lama. Apalagi yang makan cewek. Yakhaaaan? Ehm. Lalu kami berkata, “Ayo cus, ayo hil!” tepat saat suara Pak Sabi halo-halo, “DIPERINGATKAN SEKALI LAGI, YANG BERADA DI LANTAI ATAS SEGERA TURUN UNTUK MELAKSANAKAN SHOLAT DHUHUR! YANG LANTAI DUA LANTAI TIGA SEGERA TURUN! AYO MBAK, MAS, ITU YANG DI LANTAI BAWAH LANGKAHNYA DIPERCEPAT! JANGAN BERHARAP TIDAK MENDAPATKAN SANKSI KALAU........”

*berlanjut hingga bab 34*

*ceritanya bab 35*

Dan kami pun meluncur ke lantai bawah! Sreeeeeettttt dengan gesitnya kami melewati tangga dan melompati rintangan, dan juga hampir menabrak bu kantin tapi haha nggak papa lah kan hampir, kami akhirnya berhasil turun ke lantai bawah saat Pak Sabi otw ke tangga untuk memberi sanksi ke orang yang telat. Yes! Jiwa raga dalam diri kita bersyukur karena telah melewati apalah itu, dan berhasil mencapai aula.

Tapi sayangnya, SAYANGNYAAAA!!!!!!, sayangnya tempat kita sudah dipenuhi manusia. Manusia yang mau sholat dhuhur. Kami pun memindahkan mukenah kita ke barisan paling belakang, Barisan Hijau Jeng Jeng Tempat Kepala Kita Kena Bola Basket. Lalu kami bersiap-siap sholat. Tentu saja sendiri, karena kami sudah ketinggalan beberapa rakaat.

Dan, terjadi keributan.

“AAAAH CUSLIN MAU TENGAH!!!”                   
“GAK MAU CUUUUUS AKU DISEBELAHNYA HILAAAAA!!!”
“HEEE APASIH KALIAN INI? LAGI SHOLAT TAU!!”
“AKU MAU TENGAH HIIIL!!”
“UDALAH CUS, APASIH BEDANYA??”
“NAH IYA KAN, APA BEDANYA? KAMU SITU AJAAA!!!”
“HEEE DIEM O AKU MAU SHOLAAAT!!!!”
“CUSLIN LOH HIIIIIL DORONG-DORONG!”
“YO KON SING ALAY NYA!!”
“TAPI LHO DORONGAN MU EMANG SAKIT YUUUS!”
“NAAAH TUH KATA HILA!”
“IYATA? AAAH BIARIN POKOKNYA AKU TENGAAAH!”
“GAK MAUUU AKU DISINI DULUAAAAN!!”
“DOH RIBUT AE AKU AJA YANG PINDAH!”
“SAMA AE LA’AN! AKU JUGA PINDAH!!”
“AKU JUGA!! GAK NGURUS POKOKNYA AKU DISINI!!”
“DUUUH MINGGIRO AKU MAU SITUUU!!”

Kemudian malaikat dalam diri kami masing-masing berkata, “he sholat o, blok.”

Bab 36
Kami pun sholat dengan manis semanis es teh nya mbak santi. Sedang sepi, sedang tenang, sedang khusyuk, sedang polos-polosnya beribadah...

“Heee hujan!”
“Aaaa aku buasah cak!”
“Eh sumpah kon eh iya kon hujan hee!”

Beberapa orang berkata sepeti itu setelah selesai sholat, sambil berlari seperti semut entah mencari tempat berteduh atau mencari kaos kakinya yang ketendang orang. Aku, yuslina dan hila yang sholat agak telat, sedang kebingungan. Sepertinya tertawa juga. Atau bahkan mengucapkan “matek kon” dan bukannya “Allahu akbar”. Ya, tidak ada yang tahu batin masing-masing.

Aku selesai sholat duluan, dan aku berlari menuju aula. Karena aula semacam penuh, aku agak menyerempet gitu deh satu kaki di aula satu kaki di sebelah kaos kakinya orang yang sholat diluar. Sepertinya. Entahlah, aku sedang terbahak-bahak melihat yuslina yang selesai sholat.

Dan kau tahu? Aku ikut-ikutan dia. Apa yang sedang kami lakukan?


KAMI MEMAYUNGI PRESIDEN KAMI YANG SEDANG FOKUS SHOLAT!


Presiden Hila pasti terharu olehku dan yuslina, pasti.

Bab 37
Hila sholat pelan sekalli, sepertinya ia senang merasa seperti majikan. Wajahnya yang khusyuk itu juga menandakan bahwa ia menikmati kita yang kebasahan memayungi dia menggunakan mukenah kita.

“Presiden nggak papa kan? Presiden nggak basah kan?”
“Tenang bu presiden! Kami disini untuk melindungi bu presiden!”
“Iya! Tapi bu presiden kok ketawa?”
“Iya, sholat kan nggak boleh ketawa bu!”

Dan saat ia selesai sholat, ia melampiaskan tawanya dalam sekejap. Ia berkata bahwa yuslina lucu sekali, dan anya juga lucu sekali. Tapi sebenarnya aku yakin dia bangga padaku dan yuslina, karena kammi sangat setia menjaga sang presiden. Lalu hila ketawa lagi. Lalu cuslib ketawa. Lalu aku ketawa. Lalu hila ketawa lagi tapi kali ini dengan menutup matanya. HAHAHA!



Seperti yang kukatakan tadi, hahaha artinya tertawa, dan caps lock artinya memper-alay. HAHAHA!

The end.

Popular posts from this blog

Aku Tidak Ingin Mati Dengan Tenang

Lihat Khianat & Lihat Khianat 2.0