First post. Oh wow.

-


Okay, umm, well, hi. I don’t know what this is for (not at all) and i think i’m too busy to read the instructions (if there are any, i don’t know) or to even click the “Help”. So actually i’m just curious about what Microsoft Word really have inside it and i searched for anything new. You know, other else than Blank documents, Tables, or Presentation Covers. All this time, i clicked the same button and made the same project or do the other things i only knew (maybe half of the people who use microsoft word would do the same). I found it interesting when i read the word “Blog” besides the coloring pages and the certificates and everything i didn’t thought of when i opened this old software which is pretty famous at being boring. But for me, not at all.

You see, it has been a few minutes since i opened this “Blog Post” thingy and i have written 165 words with no heavy feeling at all. And now 175 words. And now 179 words. Yeay. The more words, the more i like it. You know now i like to write. I like to read too, but i like writing better. I like expressing. I like to understand too, but i like expressing better. So far, well, actually, i haven’t write any book. I have, but it’s not published. I don’t know, i’m just not ready. I don’t even know my hobby. Well at least i know, for sure, and i’m really really sure, that if i change my mind i must be dreaming, i would never, ever, ever, want, or even think about, being a doctor. Or a nurse. Or a pharmacist. Or an errrgghhhhh eww i’m sooooo not being one of those. I am not mean enough to be that. Ugh.

Oh look, 311 words.

Talents? Uhm let me think. Let’s see from the “interest” side first. I like to write (duuhh). I like to read. I like to sing. I like listening to music. I like to take pictures. I like to open Tumblr, and you know i must be looking at some great pictures. I like to cook. I like to eat. I like to opposite the words that i assume as my hobby and make those opposites to be my hobby too to make more words and i know you know. The more words, the more i like it.

Hey, 411 words.

100 words are only a few. I mean, writing is easy for me. You just have to combine letters to make words, combine words to make sentences, combine sentences to make paragraphs, and there you go! You just wrote! What makes it easy, is the language. I pretend i’m talking to someone when i’m writing. I choose “English” because i like it. You should know, i’m an Indonesian. I was born with Indonesian, and English. I call my mother “Mom” and call my father “Dad”. And i’m proud!

Well what do you know, 100 words! I now wrote, 511 words.

Keep thinking dude, keep thinking.

Popular posts from this blog

Aku Tidak Ingin Mati Dengan Tenang

-
Ini puisiku yang paling sukses. Gatau kenapa. Astaga. HUAAAHH. Padahal iseng doang ngirim ini. Pertama di publish oleh Sajak Liar, pada tanggal 20 Maret jam 23.14. Puisi pertamaku yang likesnya tembus 1000. Ngga tau harus seneng apa takut. Minat suicide setinggi itukah?????? Aku harap tidak. Semoga cuma karena topik yang provokatif aja. Anyway, enjoy. Ini jadi puisi yang membesarkan namaku, mungkin, jadi... aku harap ini lumayan mencitrakan diriku. ENTAHLAH. Gatau. Perspektifku biasa aja tentang tulisan ini. Serius. Tapi menurut pembaca gak gitu, so... okelah. Selamat membaca. Jangan lupa nyabut kabel charger laptop kalo udah selesai dipake. AKU INGIN MATI DENGAN TIDAK TENANG Aku tidak ingin mati dengan tenang. Tidak pada umur 92 terbaring lemah karena usia. Tidak pada umur 84 penuh luka asam urat. Tidak pada umur 70 dalam tidur di atas kapuk. Aku tidak ingin mati dengan tenang. Tidak pada Maret 2017 didepan pil dan sebuah gelas. Tidak pada umur 18
Read more

Lihat Khianat & Lihat Khianat 2.0

-
Jadi ini dua puisi yang tidak sengaja berpapasan. Siapa duga, ternyata mereka memang satu orbit. Lihat Khianat 2.0 yang saya ciptakan duluan. Suatu waktu di tahun 2016 lah. Untuk konsumsi sendiri saja. Kemudian Lihat Khianat yang terbaru ini karena terinspirasi dari... kacamata saya sendiri. Sebenarnya, terinspirasi dari permintaan orang-orang yang ingin melihat wajah saya tanpa kacamata. Saya turuti hanya untuk orang-orang terdekat. Dan entahlah, saya rasa, hal itu bukan hanya tentang melihat wajah saya. Itu lebih dari itu. Saya memperbolehkan mereka melihat saya dengan kondisi yang berbeda dari biasanya, itu membutuhkan kepercayaan. Bukan perihal saya tanpa kacamata, tapi perihal saya yang menerima mereka sebagai bagian dari jiwa, bagian dari takdir saya. Perihal saya yang memperlihatkan cuplikan kegilaan saya. Belum lagi, kalau lawan saya itu berkacamata juga. Saya tergoda untuk mengajukan permintaan yang sama. Melihat seseorang tanpa kacamata itu tidak sesederhana itu. Mata m
Read more