Religius & Gemar menulis

New post hihi, new label juga sih

Oke, sebenernya kan aku sering nulis
Dan by nulis i mean nulis selain di blog
Banyak, ada yang inggris tapi indonesia juga ada
Tapi kenapa nggak aku share?
Bodoh sekali

Nah ini aku bikin langsung aja di post
Lagi punya inspirasi
Lagi pengen bikin cerpen juga sih...
Tapi lebih pengen bikin cerita bermoral(?)

Ah pokoknya gitulah,
Aku cuma pengen meluapkan(?)
Tapi males juga pake bahasa kiasan blablabla gitu._.
So, ini bahasa males ku bercerita

Inilah...


***

Suatu TK kecil di suatu kota kecil. Seorang gadis menatap kakinya yang berayun, menunggu adiknya selesai sekolah. Ia menoleh ke kanannya, dimana dua nanny sedang mengobrol dibawah pohon. Ia mengenali wajah mereka. Yang berbaju biru adalah nanny Reissa, dan yang berbaju kuning nanny Radit. Adiknya, Reno, berteman dekat dengan Reissa dan Radit. Cukup dengan itu saja si gadis mengenali kedua nanny itu sebagai orang yang baik.

Menoleh ke kirinya, si gadis melihat bu Rani sedang mengajari muridnya cara mencuci tangan. "Jadi anak-anak, kita harus mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Jangan lupa minta sama Allah, biar makanannya sehat dan bergizi buat kita!" Gadis itu tersenyum.

"...Ya tapi kan kasihan mereka! Masa masih kecil udah diajarin kayak gitu?"

"Iya sih mbak, apalagi keluarganya miskin, kan?"

Si gadis terkaget. Ia tidak tahu kedua nanny tadi mempunyai kebiasaan menggosip. Apalagi, setelah mendengar percakapan mereka, ia kaget karena ia merasa adiknya yang dibicarakan mereka saat itu. Si gadis dan adiknya berasal dari keluarga miskin.

"Aku nggak setuju lho mbak anak TK diajarin kayak gitu. Kan kalo diajarin dari kecil, kebawa sampe gede. Ih aku nggak suka deh sama guru itu!" kata nanny pertama.

"Iya mbak, aku setuju banget. Harusnya kan anak kecil diajarin cara berusaha." sahut nanny kedua.

"Aku lihat lho mbak kemarin, si itu tuh, temennya Radit sama Reissa, siapa sih? Pokoknya dia bilang ke kakaknya," si nanny pertama mengubah suaranya, "Kak, kakak katanya mau punya hape bagus kan? Minta aja sama Allah kak! Nanti pasti dikasih."

Si gadis makin kaget saja. Sekarang ia yakin mereka sedang membicarakan tentang adiknya.

"Masa dia tetep ngelanjutin sih ngajar kayak gitu? Anak kecil kok diajarin berimajinasi."

"Minta sama Allah! Minta sama Allah!" nanny kedua mengimitasi suara si guru. "Betul tuh mbak. Imajinasi! Nanti gedenya jadi apa coba kalo dikit-dikit minta Allah?"

Sekarang si gadis sangat kaget. Ia marah, sedih, dan tak menyangka mereka berdua akan membawa-bawa nama Tuhannya ke bahan gosip ini. Ia sangat ingin menyela, tapi apa yang akan dikatakannya?

Si gadis menoleh ke kiri. "Nah, siapa yang mau jadi guru? Kalau kalian mau, kalian harus rajin belajar. Tapi, jangan lupa juga, minta sama Allah biar belajarnya dibimbing sama Allah. Biar nanti kalian jadi lebih gampang belajarnya!" kata Bu Rani memberi nasihat.

Si gadis sangat senang cara mengajar Bu Rani. Ia mengajarkan murid-muridnya untuk melakukan apapun atas nama Allah, dan selalu meminta murid-muridnya untuk berdoa meminta bimbingan dari-Nya. Saat di gadis mendengar percakapan kedua nanny tadi, ia seperti ingin menangis. Prinsip Bu Rani ini juga dipakainya.

Bel pun berbunyi. Murid-murid TK mulai berlarian keluar untuk bermain di taman. "Kak, ayo pulang!" Reno tiba-tiba menggandeng kakaknya. Si gadis mengangguk, kemudian melemparkan pandangan ke dua nanny tadi. Kakak beradik itu pun mulai berjalan keluar sekolah.

"Kak, kalo kakak liat orang jahat pukul orang, trus kakak pengen bales, kakak balesnya gimana?"

"Ya gampang. Kakak minta aja sama Allah biar dia dibales sama Allah, dan biar dia sadar kalo dia itu jahat."

***

The end! Tanpa judul-_-v
Moralnya? Ya gitu deh.
#CEWEKRELIGIUS

Oke kapan-kapan aku share yang pake bahasa kiasan gitu ya:))))
Toodleeeees

Popular posts from this blog

Aku Tidak Ingin Mati Dengan Tenang

Lihat Khianat & Lihat Khianat 2.0